Kamis, 05 Februari 2009

MY Dad's Bday (the Guest List - Part 2)

Guest list pada malam tanggal 11 Januari mengalami sedikit perubahan karena beberapa orang berhalangan hadir. Adapun yang akhirnya datang malam itu adalah (in order of appearences):

1. Oom Putut, living just 5 minutes away from our home, was the first to arrive that night. Oom Putut is a fine architect and my mom's long lost friend that recently reunited and clicked with my dad. Suara oom Putut sangat khas and has that 'edge' dengan aksen Jawa kental yang menyelimuti.

2. Oom Andi Rally Siregar with his lovely wife, tante Ollie came second that night. Mantan bankir senior di bank internasional terkemuka yang kemudian menduduki posisi puncak di salah satu pionir stasiun televisi swasta lokal Indonesia. Dengan track record karir yang begitu hebat, setelah pensiun dia tidak malu-malu mencoba berbisnis MLM yang bergerak di bidang kaplet ajaib penghemat BBM. Papa mama berkenalan dengannya melalui undangan presentasi di rumahnya yang masih terhitung satu RT dengan kami. PEMILU ini oom Andi mencalonkan diri untuk menjadi anggota legislatif tanpa melalui perwakilan partai apappun (indpenden). Dengan kesupelan dan kepandaiannya berkomunikasi, mudah2an bukan hanya2 kaplet2 itu yang terjual, namun juga ide2 fantastisnya untuk membuat bangsa ini menjadi lebih baik.

3. Oom Rizal berperawakan agak tambun, hampir setambun ayah saya. Suaranya jika berbicara keras dan lugas khas orang Batak. Jika belum terbiasa, mungkin agak terintimidasi. Namun hatinya lembut tidak skeras penampilannya. Waktu rumah kami di Cipinang dulu diterpa banjir besar di tahun 2002, oom Rizal sekeluarga menampung kami semua di rumahnya selama hampir 3 bulan. Istrinya adalah sahabat ibu saya di masa kuliah hingga kini. Mereka semua tergabung dalam grup pertemanan yang sudah berusia lebih dari 25 tahun dengan iuran arisan 6 bulanan yang tidak berubah dari dulu tidak berubah, yaitu sejumlah RP. 25ribu saja.

4. Oom Imam Prasojo yang malam itu berhalangan hadir digantikan oleh Oom Aristides Katoppo beserta istrinya, Mimis Katoppo. Like Oom Imam, Oom Tides is (also) distant relative of our family. Oom Tides adalah salah seorang tokoh jurnalisme Indonesia yang disegani dan telah menelurkan beberapa buah buku. Beliau pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi Sinar Harapan serta menjadi dosen tamu di John Hopkins University. Pembawaannya santai dan agak nyeleneh. Outspoken, with very smart of sense of humor. Malam sebelumnya, waktu saya menanyakan keberadaan beliau di pernikahan sepupu saya, tante Mimis menjawab, "Oh, oom nyusul ya. Dia tadi lagi diundang nobrol2 sebentar for an afternoon tea di rumah pribadi US Ambassador, biasa lah catching up on the latest policies John (Howard) made".

5. Oom Jendol, sepupu Ibu saya malam itu berhalangan hadir karena diare hebat yang dideritanya sejak beberapa hari sebelumnya. Tidak ada pengganti, karena beliau mengabari di menit2 terakhir. Sehingga tamu ke-5 adalah tamu yang datang terakhir yang juga merupakan celebrity guest (saya mau menyebut tamu kehormatan tapi saya merasa oom2 yang semua hadir malam itu adalah merupakan orang2 terhormat dan untuk menjamu mereka semua malam itu adalah kehormatan bagi saya dan keluarga), pak Bondan Winarno, beserta istrinya Ivonne (oh btw malam itu saya salah menyebut nama Ivonne menjadi Michelle dalam pidato pembukaan saya. malunyaa..)

Need I say more about this guest? Jauh sebelum beliau punya acara televisi dan ngetop dengan the famous remark of "Mak Nyus"-nya, BW adalah wartawan. Beliau adalah penulis lepas untuk berbagai media cetak (Kompas, Tempo, Asian Wall Street Journal to name a few) dan mantan pemimpin redaksi Suara Pembaruan yang kebetulan punya hobi jalan-jalan dan makan-makan. Ia pun menulis mengenai hobinya di kolom Jalansutra, yang kemudian diteritkan menjadi buku. Ayah saya yang memang kolektor buku, mengikuti sepak terjang BW dari dulu. Satu yang saya ingat adalah buku kumpulan cerpen BW yang diterbitkan tahun 80-an. Saya ingat ayah terkesan dengan salah satu cerpen yang ditulis BW di buku tersebut simply karena setting cerpen adalah di Vancouver, Canada, kota yang sangat dicintai ayah saya dan sempat ditinggalinya di awal tahun 80-an. Deskripsi Vancouver di cerpen itu begitu detil, sehingga kerinduannya pada kota itu semakin menjadi.

So there it is.. the guest list. Kandidat celebrity guest yang sempat saya hubungi untuk back up adalah Wimar Witoelar dan Andy F. Noya (from Kick Andy). Saya berhasil bertukar pesan dengan Wimar melalui facebook dan menyatakan keinginannya untuk datang namun beliau sudah terlanjur ada previous arrangement hari itu. Dan Andy Noya, melalui contact person, sedang berada di Jepang hari itu.

Thanks again guys for your help and support in making this happen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar