Hahahaha. Jadi 2 pesan moral dari cerita ini adalah: Jangan pernah terlalu pelit untuk beli sepatu dan SMILE is infectious!
Jadi pagi ini di mobil gw sudah merasakan sesuatu yang aneh dengan sepatu gw which I refer to my "busway flats". They are so worn out because I wear them everyday, to/from work with busway, through the sidewalaks of Sudirman, on rainy/hot days. I have a few pairs of these, but the ones I wore this morning were the oldest of 'em all.
Memang sayanya juga keterlaluan sih, sampe supir saya berkomentar. "itu sepatu mendingan dibuang aja deh, mbak!", tp saya pikir, "kayaknya masih bisa deh niy barang 3 hari lagi mah..". So off I went this morning. Saya didrop di al-azhar. Baru beberapa langkah berjalan menuju halte busway tiba, "klontang, klontang!!",sepotong kawat misterius mencuat dan melayang keluar dari sepatu saya! Beberapa mahasisa-mahasiswi Al-Azhar yang sedang berjalan dari arah berlawanan tak kuasa menahan senyum. Sayapun tertawa geli. Terlanjur malu, saya tendang ke semak2 potongan kawat itu, dan terus berjalan, sambil non-stop menahan senyum geli, ke halte. Semua orang yang saya temui di jalan ikut tersenyum balik sama saya. Penjual teh botol, penjual kue di tangga busway, gadis penjual karcis di loket, sampai orang2 yang berada di antrian.
Di dalam bus, saya baru memerhatikan bahwa, bagian samping luar sepatu kanan saya sudah MENGANGA. Aduh saya makin geli sendiri, nahan senyum dan nahan ketawa, ga karuan pasti muka saya tadi. Saya sampai tidak berani bergerak banyak, takut menambah parah bagian jebol itu. Pada saat ditawari tempat duduk oleh seorang pria muda yang cukup manis, saya cuma mengangguk senyum dan berterima kasih. Sementara di bus reaksi orang sekitar saya menjadi tiga macam; tersenyum balik pada saya, menghindari kontak mata dan ataupun jika kontak terjadi ia melengos salting, serta mengernyitkan dahi sambil (mungkin) berpikir "ini orang gila kali ya".
"Halte setiabudi". Ohhh akhirnya! halte saya! Dengan setengah menyeret langkah takut memperparah sepatu malangku, saya terus berjalan menuju kantor, masih senyum2 geli sendiri. Dari halte ke gedung kantor saya kira2 harus melewati 5 gedung. Lalu kira2 gedung ketiga tiba2, "srottt...", sepatu kanan saya resmi hancur brantakan! hahahahah! Bunyi sroooot tadi adalah bunyi lapisan di bawah sol sepatu saya yang akhirnya keluar jalurnya alias meloncat keluar ke trotoar. Sayapun tertawa geli terbahak-bahak sampai setengah berjongkok, di tengah ramainya trotoar Sudirman, sampai akhirnya saya membuka ransel gym saya dan berharap saya tidak lupa membawa sepatu kantor saya sebab kalau tidak saya harus memakai sepatu gym yang sangat amat tidak sesuai dikenakan dengan outfit kantor hari ini (atau hari apapun juga).
Setengah menahan malu, dan masih geli akan kebodohan saya sendiri, saya susah payah mengenakan sepatu hak saya dan dengan resmi mem-pensiunkan my "busway flats". Orang yang lalu lalang hanya turut tersenyum, ataupun memberikan tatapan, "aneh banget ini orang", tapi tetap membalas tatapan2 itu dengan kuluman senyum karena yang saya pelajari hari ini, SENYUM ITU MENULAR!
So try this, when you out there, alone, walking by the streets, queing for busway, or whatever, try to smile to every stranger that passes by you. And then if you get to the office, smile to your everyday person such as your doorman, security, cleaning lady, receptionist, secretary. The chance is they'll smile back at you, or think that you're probably crazy, but hell, why not infect people with a little bit of goodness?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar